CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »
Selamat datang di blog saya ..

Sunday, May 19, 2013

AUTOURINE THERAPY

SEJARAH
Terapi auto urin sudah dilakukan di India sejak 5.000 th yang lalu. Masyarakat di Eropa juga sudah mengenalnya sejak 4.000 th yang lalu. Namun di Cina baru diketahui sejak 1700 th yang lalu. Sedangkan di Jepang baru 700 th yang lalu dan hingga kini masih dijalankan oleh sebagian masyarakat. Di India kuno orang lazim merawat kesehatan dengan minum satu gelas air seni setiap hari. Kebiasaan ini masih dilakukan oleh sebagian besar masyarakat, bahkan adapula orang penting yang pernah melakukannya demi kesehatan pribadinya. Sebagai contoh, pemimpin india, mantan perdana menteri Morarjibhai Desai, merupakan pelopor terapi urin dengan minum 1 gelas air seni setiap pagi. Morarjibhai melakukan hal ini demi menjaga kesehatan badannya. Ia minum mulai umur 65 tahun, selama 36 tahun sampai dia umur 100 tahun. Ia menuliskan pengalaman pribadinya di majalah Time pada tahun 1979.
Dalam literatur Cina kuno Shang Han Lung ( treatise on febrile disease ) yang ditulis oleh Chang Yi pada Dinasti han ( 1700 th lalu ) terdapat catatan terapi urin, yang konon berkhasiat untuk melancarkan peredaran darah, penenang, dan menghilangkan panas dalam, penyakit mata serta luka pukul.
Terapi urin dipercaya dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit, seperti kanker, maag, radang usus, bronkhitis, asma, penyakit jantung, aritmia, tekanan darah tinggi/ rendah, saluran kemih, kelenjar prostat membesar, rematik, radang sendi, psoriasis, SLE, mandul, osteoporosis, insomnia, epilepsi, sakit kepala, sakit pinggang, hepatitis, sirosis, dan juga bisa membuat kulit menjadi halus, flek-flek kulit hilang, rambut uban menjadi hitam kembali, melancarkan peredaran darah, melancarkan kencing dan menghilangkan sembelit.
Dosis terapi urin tidak terbatas, artinya makin banyak urin yang diminum makin cepat sembuhnya. Tidak bisa keracunan dan overdosis. Tidak ada efek samping , tetapi reaksi yang ditimbulkanya adalah disebut reaksi Koten ( Bhs Jepang ) atau Meigen ( bhs Cina ) yang artinya jika terjadi gejala-gejala seperti gatal, mencret, ngilu, batuk-batuk, kembung, sembelit, gigi dan gusi ngilu dan nyeri, kepala pening dsb, ini berarti bahwa penyakitnya akan sembuh.
Jika terjadi reaksi Koten atau meigen, jangan takut atau panik, boleh berhenti dulu 2-3 hari, setelah hilang gejalanya, hari ke 4 mulai minum lagi urin. Kalau mau minum terus juga tidak apa-apa. Juga boleh minum obat dokter untuk menghilangkan gejalanya sambil tetap minum air seni.

Nutrisi yang terdapat dalam Urin, di antaranya:
Alanine, total ….. 38 mg/day
Arginine, total ….. 32 mg/day
Ascorbic acid ….. 30 mg/day
Allantoin ….. 12 mg/day
Amino acids, total ….. 2.1 g/day
Bicarbonate ….. 140 mg/day
Biotin ….. 35 mg/day
Calcium ….. 23 mg/day
Creatinine ….. 1.4 mg/day
Cystine ….. 120 mg/day
Dopamine ….. 0.40 mg/day
Epinephrine ….. 0.01 mg/day
Folic acid ….. 4 mg/day
Glucose ….. 100 mg/day
Glutamic acid ….. 308 mg/day
Glycine ….. 455 mg/day
Inositol ….. 14 mg/day
Iodine ….. 0.25 mg/day
Iron ….. 0.5 mg/day
Lysine, total ….. 56 mg/day
Magnesium ….. 100 mg/day
Manganese ….. 0.5 mg/day
Methionine, total ….. 10 mg/day
Nitrogen, total ….. 15 g/day
Ornithine ….. 10 mg/day
Pantothenic acid ….. 3 mg/day
Phenylalanine ….. 21 mg/day
Phosphorus, organic ….. 9 mg/day
Potassium ….. 2.5 mg/day
Proteins, total ….. 5 mg/day
Riboflavin ….. 0.9 mg/day
Tryptophan, total ….. 28 mg/day
Tyrosine, total ….. 50 mg/day
Urea ….. 24.5 mg/day
Vitamin B6 ….. 100 mg/day
Vitamin B12 ….. 0.03 mg/day
Zinc ….. 1.4 mg/day
DOSIS URIN YANG DIANJURKAN
1. Untuk menjaga kesehatan dan kebugaran, Minimal 1 gelas ( 100 – 200 cc ) setiap pagi habis bangun tidur.
2. Untuk pengobatan penyakit, Minimal 3 gelas setiap hari, pagi setelah bangun tidur, 1 jam setelah jam 12.00 makan siang dan 1 jam setelah makan malam.
3. Untuk pengobatan kanker, Minimal 5 gelas setiap hari. Pertama pagi setelah bangun tidur. Kedua jam 10 pagi. Ketiga 1 jam setelah makan siang. Ke 4 jam 4 sore. Ke lima 1 jam setelah makan malam.
4. Puasa urin, Terapi ini memang drastis, tetapi hasilnya memang hebat. Caranya hanya minum air putih dan urin saja dan tidak makan apa-apa sepanjang hari, untuk beberapa hari, beberapa minggu dan maksimal 50 hari. Cara ini harus dibawah pengawasan ahli urinoterapis. Dosis 1000 cc @ setiap kali minum 100 cc, mulai minum 1 jam setelah makan malam 100 cc. lalu antara jam 20-22 mungkin bisa minum 2 kali. Antara jam 22.00- 06.00 pagi, waktu tidur, jika bangun minum 100 cc, jika 2 – 3 kali bangun minum 2- 3 kali sampai yang jam 5-6 pagi. Beri jarak 1 jam , jam 07.00 pagi makan pagi plus semua obat dokter diminum ,1 jam kemudian minum lagi @ 100 cc setiap kencing sampai jam 12.00 siang. Sisa kencing yang tidak diminum jangan dibuang akan tetapi dikumpulkan dalam waskom. Setelah jam 12.00 siang sampai 17.00, urin tidak diminum lagi tetapi dikumpulkan dalam waskom yang sama. Jam 17.00 sebelum mandi, urin dalam waskom dipanaskan sampai hangat kuku atau kira-kira 40 derajat celcius. Kencing hangat ini dipakai untuk luluran dan pijat. Ambil handuk kecil atau waslap, celupkan dalam urin hangat, peres, lalu digosok gosokan dan dilulurkan mulai dari kepala, muka,leher, tangan, dada, badan terus sampai kaki. Ulangi pijatan dan luluran ini selama 1 jam. Begitu selesai, lalu langsung mandi. Tidak usah pakai sabun dan shampoo. Tidak ada baunya.

URIN UNTUK AWET MUDA
Menurut Prof. E.N. Kosasih,M.D dari Medan sebagaimana yang dimuat harian KOMPAS di rubrik Kesehatan pada Selasa, 05 April 2005, antioksidan tak harus diperoleh dari buah dan sayur, urine pun merupakan sumber antioksidan dan gratis. “Cobalah autourine therapy, kalau ingin tetap sehat dan awet muda. Dari urine kita dapat meredam tingkah liar radikal bebas, si biang penyebab penyakit kanker dan lainnya..” ujar Kosasih.
Misteri faedah serta keberhasilan pengobatan alternatif dengan meminum air seni sendiri (autourine therapy, AUT), seperti yang telah dilakukan sejak berabad-abad silam di India dan Cina, kini mulai terkuak. Air seni atau urine ternyata mengandung antioksidan yang tinggi. Tentu saja keberadaan antioksidan dalam urine itu membuat pelaku terapi ini semakin bersemangat meneruskan terapinya. Betapa tidak, antioksidan itu merupakan senjata ampuh melumpuhkan radikal bebas yang berkeliaran di sekitar dan di dalam tubuh kita.
Dengan pengetahuan tentang tingginya kadar antioksidan dalam urine, AUT bisa menjadi alternatif bagi mereka yang kurang mendapatkan cukup asupan antioksidan dari makanan dan minuman. Sebagai pelayan di bidang kesehatan, saya sudah sering menjumpai pelbagai penderita yang sembuh dengan pengobatan alternatif ini, antara lain penderita asma dan kencing manis.
Antioksidan adalah senyawa yang memiliki kemampuan mengatasi atau menetralisasi radikal bebas. Kemampuan itu membuat tubuh terbentengi dari segala gangguan kesehatan, baik yang berasal dari dalam maupun luar tubuh. Pelbagai penyakit, termasuk kanker pun bisa dilibas. Untuk yang sehat, jalan menuju kondisi bugar semakin lapang. Yang tak kalah menggembirakan, antioksidan bisa menghambat proses penuaan.
Sekadar mengingatkan, yang termasuk dalam antioksidan adalah beta karoten, vitamin C, dan vitamin F. Nah, dalam urine ternyata zat-zat gizi itu juga ditemukan. Martha Christy dalam artikel Your Own Perfect Medicine (allnatural.com) mengungkapkan bahwa Dr. A.H. Free, salah seorang pendiri Miles Laboratories, berhasil menemukan ratusan senyawa dalam urine.
Senyawa-senyawa itu dalam bentuk asam amino (misalnya, lisin dan metionin), karbohidrat rantai pendek (glukosa), vitamin (termasuk vitamin sumber antioksidan seperti asam askorbat – vitamin C) dan mineral (macam zat besi, magnesium, potasium, atau seng).
Yang mengejutkan, urine kita ternyata juga mengandung antioksidan tertinggi di antara beberapa jenis cairan tubuh manusia. Fakta itu tertuang dalam tulisan Ziobro A dan Bartosz G dari University of 1.odz, Banacha, Polandia, berjudul A Comparison of the Total Antioxidants Capacity of Some Human Body Fluids. Dalam tulisan itu dipaparkan hasil penelitian yang membandingkan kadar total antioksidan (TAC) pada pelbagai cairan tubuh manusia dan beragam usia.
Yang menarik dari tabel itu, antioksidan dalam ludah perokok ternyata jauh lebih rendah dari bukan perokok. Ini tentu bukan berita menyenangkan, apalagi merokok dapat meningkatkan radikal bebas. Hasil penelitian lain menggambarkan adanya penurunan kadar total antioksidan sejalan dengan berlanjutnya usia. Hasil penelitian kadar total antioksidan dalam darah (serum) yang berasal dari tiga golongan usia yang masing-masing berjumlah 31 orang sebagai sampel adalah sebagai berikut:
Usia 18 – 24 tahun: 0,84 + 0,34 mM
Usia 25 – 39 tahun: 0,59 + 0,18 mM
Usia 40 – 60 tahun: 0,49 + 0,20 mM
Untuk memperoleh tambahan antioksidan, kita bisa melakukannya dengan mengonsumsi sayur antara lain bayam, brokoli, dan wortel, serta pelbagai buah seperti apel, pisang, jambu. Wajar kalau kemudian mereka yang kurang makan buah dan sayur ternyata rendah kadar antioksidannya. Antioksidan juga bisa diperoleh dari ginseng dan gingko biloba. Atau, bisa pula dari suplemen vitamin A, C, E, dan beta karoten. Selain itu, rempah-rempah macam bawang, angkak (Monaseus purpureus/fungus fermented in red rice), dan keluwak (biasa untuk memasak rawon) juga merupakan penyumbang antioksidan yang baik. Namun, di antara semua makhluk hidup kadar antioksidan dalam serum manusia tercatat paling tinggi.
Merampas secara berantai
Antioksidan punya musuh bebuyutan yang mesti ditumpas. Namanya, radikal bebas. Ia adalah atom-atom atau sekelompok atom yang mengandung elektron tak berpasanganan (sehingga tidak stabil). Karena elektron mempunyai kecenderungan kuat untuk berpasangan, maka radikal bebas bertendensi kuat untuk merampas elektron dan atom lain secara membabi buta.

Karena keliarannya itulah ia disebut sebagai radikal bebas (free radical). Atom lain yang salah satu elektronnya dicuri pun menjadi radikal bebas, yang kemudian disebut sebagai radikal bebas sekunder. Proses ini akan berlangsung secara berantai, karena radikal bebas sekunder ini akan merampas pula elektron dari atom lain, sehingga akhirnya proses berantai ini akan mengakibatkan kerusakan biologis.
Radikal bebas merusak molekul makro pembentuk sel, yaitu protein, karbohidrat, lemak, dan deoxyribo nucleic acid (DNA). Akibatnya, sel menjadi rusak, mati, atau bermutasi. Peristiwa ini menjadi salah satu penyebab munculnya berbagai penyakit dan proses penuaan sel. Penyakit yang bisa muncul akibat ulah si radikal bebas itu termasuk penyakit degeneratif pada usia lanjut, seperti kanker, aterosklerosis, hipertensi, diabetes, rheumatoid arthritis, beragam gangguan inflamasi kronis, gangguan Parkinson, demensia, dan penyakit Alzheimer.
Sumber radikal bebas bisa berasal dari dalam tubuh kita sendiri (endogen), bisa pula dari luar tubuh (eksogen). Radikal bebas endogen terbentuk sebagai sisa proses metabolisme (proses pembakaran) protein, karbohidrat, dan lemak yang kita konsumsi. Sedangkan radikal bebas eksogen berasal dari polusi udara, asap kendaraan bermotor, asap rokok, pelbagai bahan kimia, makanan yang terlalu hangus (carbonated), dan lain sebagainya.

Nah, untuk menumpasnya, serahkan saja pada antioksidan. Peran positif dari antioksidan adalah memperkuat sistem pertahanan tubuh dalam menghadapi pembangkit penyakit yang memasuki dan menyerang tubuh.
Lalu, bagaimana mendapatkan antioksidan dari urine?
Apabila tidak ada penyakit berat, untuk tujuan mempertahankan kesehatan, awet muda, dan memperpanjang usia, minum saja urine dengan takaran 100 – 200 ml tiap hari. Air seni yang segar, baru dikemihkan, diambil dari bagian tengah dari aliran kencing. Caranya, pada awal kencing air seni dibuang, setelah itu air seni ditampung. Cara penampungan seperti ini menghindari kontaminasi dari alat kelamin bagian luar, walaupun sebenarnya air seni itu sendiri steril.

Untuk penderita penyakit berat seperti penyakit jantung, darah tinggi, kencing manis, dan lain-lain, frekuensi takarannya bila perlu dapat ditingkatkan menjadi beberapa kali dalam sehari. Khusus menghadapi kanker, penderita dianjurkan meminum paling sedikit lima kali 200 ml per hari.
AUT merupakan terapi murah tetapi bukan merupakan obat ajaib, bekerjanya perlahan, kadang-kadang memerlukan waktu berbulan-bulan lamanya. Jarang sekali dapat terjadi efek sampingan, misalnya diare atau timbul jerawat saat menjalani pengobatan.
Kalaupun ada efek sampingannya, sebaiknya AUT dihentikan sementara waktu. Setelah normal kembali, tahap demi tahap AUT bisa dimulai lagi dari satu sendok makan, dan besoknya terus ditingkatkan sampai dosis semula, satu atau dua gelas sehari.
PENGALAMAN MINUM URINE
Harian Kompas pada Selasa, 21 Desember 2004 menurunkan kisah seorang penderita berbagai macam gangguan kesehatan, yakni hipertensi, diabetes melitus, asam urat, dan viste. Konon, sekitar akhir tahun 1999, Gunawan Santoso (57 tahun) tekanan darahnya 170/110, sedangkan kadar gula darah sudah mencapai 300-an.

Gangguan lain yang menonjol adalah asam urat. Bila sedang kambuh, sendi-sendi di sekitar jempol kakinya terasa sakit. Gangguan lainnya adalah timbulnya viste di gusi gigi depan dan geraham. Viste itu bila dipencet akan mengeluarkan nanah.
Suatu ketika, di sebuah pesta ulangtahun lansia pada bulan Februari 2000, Gunawan bertemu temannya, Djoko Sukaryo. Djoko yang mengetahui penyakit Gunawan menganjurkannya untuk menjalani terapi air seni. Anjuran ini dilontarkan karena pengalaman istrinya sembuh dan diabetes melitus lewat terapi air seni. Namun, Gunawan yang punya latar belakang pendidikan kedokteran tidak seratus persen percaya. Ia lalu mencoba membeli buku tentang terapi urin karangan J.W. Amstrong dan Coen Van der Kroon. Secara kebetulan, ia juga sempat menyaksikan acara Dr. Iwan Budiarso di televisi tentang terapi air seni.
Setelah mendapat informasi lengkap, Gunawan mencoba mempraktikkannya di rumah. Awalnya, ia takut ketahuan istri saat minum air seni, takut disangka tak waras. Secara sembunyi-sembunyi, saat mandi, ia coba menadahi air seninya di gayung. Hal itu ia lakukan hingga 10 hari. Ajaib, setelah itu kadar gula darahnya 78. Tekanan darah pun sudah pada angka 130/90.
Selain penurunan kadar hipertensi dan diabetes melitus, viste-viste di mulut pun hilang. Begitu pula dengan asam urat. Kini, setelah tahu manfaat lebih dan terapi urin, Gunawan tak takut-takut lagi untuk minum air seni sendiri. Setiap pagi ia selalu menyediakan 250 cc air seni sebagai pembuka aktivitas. Ia menghindari konsumsi protein yang berasal dan hewani, sekadar menjaga kualitas urin yang akan diminumnya.